Kantor PC GP Ansor Bangil

Kantor PC GP Ansor Bangil

Senin, 31 Januari 2011

Susunan Pengurus PC GP Ansor Kota Bangil


SURAT – KEPUTUSAN
No. 1603/PP/SK-01/XII/ 2010

Tentang

SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN CABANG GERAKAN PEMUDA ANSOR
KOTA BANGIL
Masa Khidmat 2010 – 2014

I. PENGURUS HARIAN
Ketua : SAMSUL HIDAYAT, S.Ag, M.PdI ( Gempol )
Wakil Ketua : H. ARIFIN SAMIREJO, S.Sos ( Beji )
Wakil Ketua : ASHADI, SH ( Beji )
Wakil Ketua : SUBKHI ABDULLAH, S.Ag ( Pandaan )
Wakil Ketua : WONADI IDRIS, S.Ag (Bangil )
Wakil Ketua : SUPRIYONO ( Prigen )
Wakil Ketua : BELLA GHULAM ROSUL, ST, MM ( Rembang )
Wakil Ketua : M. TAUFIQ HATTA, S.Ag ( Beji )

Sekretaris : Drs. H. IRAWAN HARI SOEDJATMIKO (Pandaan )
Wakil Sekretaris : TOLIB SUPARTONO,S.Ag.
Wakil Sekretaris : IMAM BUKHORI, SH ( Beji )
Wakil Sekretaris : HARIYONO ( Rembang )
Wakil Sekretaris : FATKHURROHMAN ( Bangil )

Bendahara : ABDUL WASIK ROHMAN, SE ( Pandaan )
Wakil Bendahara : ABDUL MALIK ( Gempol )
Wakil Bendahara : AKHMAD KHUMAEDI, S.Pd ( Gempol
Wakil Bendahara : HARSONO ( Bangil )

II. DEPARTEMEN-DEPARTEMEN
1. Departemen Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat
a. NASRUF, SH ( Beji )
b. FAHMI AL MUSYAWAH, SH ( Bangil )
c. M. MUJIBUDDA’AWAD, S.Ag, SH, MH ( Prigen )
d. NAKHO’I ADYA ( Rembang )
e. AHMAD FUAD ( Bangil )
f. DAVIQ HIDAYATULLAH, S.PdI ( Gempol )

2. Departemen Pendidikan dan Kaderisasi
a. CHOIRON SLAMET, S.PdI (Rembang )
b. ANDRI WAHYUDI, A.M (Pandaan )
c. JUMHAN, S.PdI ( Bangil )
d. GATOT SUJIONO ( Pandaan )
e. SAMSUL ARIFIN ( Gempol )
f. AHMAD MUNIR ( Beji )

3. Pemberdayaan Ekonomi
a. M. NUR HUDA, S.PdI ( Pandaan )
b. H. ROHANI SISWANTO, SE ( Rembang )
c. JEMIK SADIMAN ( Gempol )
d. ZAINUL ARIFIN ( Rembang )
e. H. SYAFI’I, SH ( Beji )
f. WACHID SULAIMAN, S.Pd ( Beji )

4. Departemen Informasi, Iptek dan Kajian Strategis
a. H. AGUS LUKMAN HAKIM, S.Ag, M.PdI ( Pandaan )
b. DAHLAN EFFENDI, S.Ag (Prigen )
c. BUDI MULYONO, SE ( Beji )
d. HAMZAH ( Rembang )
e. AHMAD FATHONI ( Gempol )

5. Departemen Lingkungan Hidup
a. SHODIKIN, S.Ag ( Prigen )
b. M. ISMAIL MARZUQI, S.Ag ( Pandaan )
c. H. SYAMSURI ( Rembang )
d. AHMAD NI’AM ( Gempol )
e. AHMAD SYA’RONI (Beji )

6.Departemen Olah Raga, dan Kebudayaan
a. ROHMAD ( Pandaan )
b. ABD. ROHMAN ASY’ARI ( Rembang )
c. SAMSUL HUDA, S.Ag ( Prigen )
d. M. FIRDAUS SUGIH SASMITO ( Beji )
e. SAMUJI ( Gempol )

7.Departemen Agama dan Ideologi
a. ABDUL WAHAB ( Rembang )
b. KHOIRUL FATAH ( Pandaan )
c. A. SYAMSUD DUHA, S.Ag ( Gempol )
d. MUHAMMAD JAMIL, S.PdI ( Beji )
e. HILMUDDIN ( Bangil )


III. DEWAN PENASEHAT
Ketua : H. ICHYA’UDDIN ( Rembang )
Sekretaris : WINARYO SUJOKO, SP ( Beji )
Anggota :
1. Ir. H. BAHRUL ALAM ( Pandaan )
2. H. JOKO CAHYONO, SE, SH, M.Hum (Prigen )
3. Drs. H.M. NATSIR, M.Si ( Gempol )
4. H.M. MUADZ, S.Pd ( Bangil )
5. H. MUCH. SHODIQ, SH ( Rembang )

Rabu, 26 Januari 2011

Humor : Einstein Vs Mr. Bean

Dalam sebuah perjalanan di Kapal Pesiar, Einstein dan Mr. Bean duduk berdampingan. Untuk mengisi waktu perjalanan Einstein mengajak Mr. Bean memainkan sebuah permainan, yang disambut baik oleh Mr. Bean.
“Kita masing2 mengajukan pertanyaan, jika pertanyaan saya & Anda tidak tahu jawabannya maka Anda membayar saya hanya $ 5, Tetapi jika pertanyaan Anda saya tidak tahu jawabannya, saya akan membayar Anda $ 500.” kata Einstein dengan yakinnya.
Einstein mengajukan pertanyaan pertama : “Berapa jarak dari Bumi ke Bulan?”
Mr. Bean tidak mengucapkan sepatah kata pun, langsung merogoh saku, mengeluarkan $ 5 diberikan kepada Einstein.
Sekarang, giliran Mr. Bean bertanya : “Apakah yang saat naik ke atas bukit menggunakan 3 kaki, dan saat turun menggunakan 4 kaki?”
Einstein berusaha keras mencari jawabannya, melakukan pencarian internet, dan meminta semua teman-temannya yg cerdas-cerdas. Setelah satu jam ia merogoh kantong dan memberikan Mr. Bean $ 500.
Sambil penasaran Einstein bertanya : “Ok, jadi apa yang naik keatas bukit dengan 3 kaki dan turun dengan 4 kaki ?”
Sambil tetap diam Mr Bean merogoh saku, dan memberikan Einstein $ 5. “Lumayan…dalam sekejap untung $ 490 di tangan,” kata dalam hati Mr. Bean.

Sejarah Berdirinya Ansor

Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan epos kepahlawanan. GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca-Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan. Karenanya, kisah Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor nyaris melegenda. Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan dan penumpasan G 30 S/PKI, peran Ansor sangat menonjol.
Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dari situasi ”konflik” internal dan tuntutan kebutuhan alamiah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.
Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab –yang kemudian menjadi pendiri NU– membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).
Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab, “ulama besa” sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP Ansor).
Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad Barawi dan Abdus Salam.
Dalam perkembangannya secara diam-diam khususnya ANO Cabang Malang, mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama) yang kelak disebut BANSER (Barisan Serbaguna). Dalam Kongres II ANO di Malang tahun 1937. Di Kongres ini, Banoe menunjukkan kebolehan pertamakalinya dalam baris berbaris dengan mengenakan seragam dengan Komandan Moh. Syamsul Islam yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum Banoe Malang adalah Mayor TNI Hamid Rusydi, tokoh yang namaya tetap dikenang dan bahkan diabadikan sebagai sama salah satu jalan di kota Malang.
Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirikannya Banoe di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal Banoe.
Pada masa pendudukan Jepang organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk ANO. Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, melempar mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. Wachid Hasyim, Menteri Agama RIS kala itu, maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor, disingkat Pemuda Ansor (kini lebih pupuler disingkat GP Ansor).
GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus BANSER (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.
Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalm setiap pergantian kepemimpinan nasional.

Selasa, 25 Januari 2011

PC GP Ansor Bangil

SELAMAT DATANG SAHABAT-SAHABAT DI HALAMAN BLOG PC GP ANSOR BANGIL